BAB
1
PENDAHULUAN
Pemuda adalah harapan
masa depan, calon pemimpin masa depan,dalam kehidupan sehari-hari di mana
generasi muda sebagai cikal bakal harapan masa depan, kian akan pudar. Kondisi
seperti ini apabia dibiarkan, cepat atau lambat akan berdampak luas dalam kehidupan
masa depan baik generasi tua maupun muda. Kurangnya kesadaran untuk
memahami budayanya sendiri akan berdampak besar, yakni hilangnya jatidiri.mulai
menurunnya rasa kecintaan dan rasa keinginan yang dimilki oleh generasi
muda untuk memajukan budaya daerah yang merupakan warisan leluhurnya
sendiri. Penyakit dekadensi moral kini menyerang generasi tanpa kendali.. Suatu
bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat
yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan
akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Dari Latar
Belakang yang telah saya uraikan maka
masalah yang akan di bahas dapat dirumuskan kedalam pertanyaan sebagai berikut
:
• Pengaruh Budaya di dalam Generasi
Muda saat ini
• Peran Pemuda dalam Generasi saat ini
• Kondisi Pemuda di era Global terhadap
Budaya
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
• Agar mengetahui berbagai macam Peran
Pemuda dalam Dedikasi di Budaya
• Agar mengetahui lebih jelas Pengaruh
Generasi Muda di Perkembangan Budaya
• Untuk Memenuhi tugas Mata Kulias Ilmu
Sosial Dasar (SoftSkill)
1.4
METODOLOGI PENULISAN
Metode penulisan yang
digunakan dalam makalah ini, yaitu metode deskripsi analisi.Metode tersebut
merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara
lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website
BAB
2
LANDASAN
TEORITIS
2.1
PENGERTIAN BUDAYA DAN KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa dll.Budaya
juga suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Budaya lokal
khususnya di Indonesia dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum
adat.Indonesia terdiri atas 33 provinsi, karena itu memiliki banyak kekayaan
budaya.Kekayaan budaya tersebut dapat menjadi aset negara yang bermanfaat untuk
memperkenalkan Indonesia ke dunia luar, Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan
berkembang sesuai dengan alam lingkungannya.Keadaan geografis yang terisolir
menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat
yang berbeda-beda.Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat.Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Jadi, kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat
2.2 PENGERTIAN PEMUDA
DAN GENERASI MUDA
Pemuda berdasarkan
usia Menurut WHO pemuda digolongkan berdasarkan usia, yakni 10-24 tahun.
Sedangkan remaja berada pada rentang usia 10-19 tahun. Jadi, secara umum pemuda
digolongkan berdasarkan rentang usia yaitu di bawah 30 tahun.Pemuda juga harus
mempunyai sifat memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis
dan teguh dalam pendirian serta konsisten dengan perkataan, seorang yang tidak
berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai
Generasi muda sekarang
ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan masyarakat, karena generasi
muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai pemegang nasib bangsa
ini, maka generasi mudalah yang menentukan semua apa yang dicita-citakan bangsa
dan Negara ini.
Peran generasi muda
atau pemuda dalam konteks perjuangan dan pembangunan dalam kancah sejarah
kebangsaan Indonesia sangatlah dominan dan memegang peranan sentral, baik
perjuangan yang dilakukan secara fisik maupun diplomasi Salah satu cara
dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik
formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.
Dengan bekal seperti itu setiap pemuda Indonesia akan semakin bernilai dalam
proses pembangunan. Dan makin membenarkan arti serta makna “ Pemuda
adalah Harapan Bangsa”.
2.3 PERAN PEMUDA DAN PERMASALAHAN GENERASI
MUDA
Peran Pemuda dimasa depan suatu bangsa terletak pada
generasi mudanya sekarang sebab merekalah yang menggantikan generasi sebelumnya
dalam memimpin bangsa oleh karena itu generasi muda perlu diberi bekal berupa
ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan zaman. Salah satu cara dalam memperoleh
bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun
nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.
Hal-hal yang
menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan
dan perkembangan masyarakat.Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan hendaknya
memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada.
Masalah generasi muda dalam
masyarakat erat kaitannya dengan sosialisasi dan modernisasi. Sosialisasi
adalah proses penanaman nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah masyarakat. Berdasarkan jenisnya sosialisasi dibagi menjadi dua
yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Sedangkan modernisasi yaitu proses
menuju masyarakat yang modern, modernisasi dapt pula berarti perubahan dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Adapun proses sosialisasi
yang keliru dapat menyebabkan penyimpangan.
Faktor penyebab penyimpangan yaitu:
1. Tidak
adanya nilai dan normaukuran perilaku menyimpang
bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum,
melainkan berdasar ukuran longgar atau tidaknya norma dan nilai sosial
masyarakat
2. Penyalahgunaan
peran, otoritas kekuasaan dan status yang dimiliki oleh seseorang kelompok
tertentu di masyarakat yang
seluruhnya menjadi contoh yang baik, tetapi melakukan tindakan penyalahgunaan
dengan mengabaikan norma
3. Psikologismenjelaskan sebab terjadinya penyimpangan
ada kaitannya dengan kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan
penyimpangan
4. Kurangnya
kontrol sosial atau pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan nilai yang
berlaku di masyarakat
Sehubungan dengan ini
para ahli sosial berpendapat bahwa masalah antar generasi kurang dan hampir
tidak terdapat dimasyarakat tradisional.Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa antar generasi merupakan suatu masalah modern.
Berbagai
macam Permasalahan Generasi Muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a. Menurunnya
jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk
jiwa pemuda.
b. Kekurang
pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum
keseimbangannya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d. Kekurangan
lapangan dan kesempatan kerja serta tinggi nya tingkat pengangguran dan
setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya
produktifitas oleh nilai-nilai kekuasaan dan sebagainya.
e. Masih
langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelefansikan pendapat sikap dan
tindakanya dengan kenyataan yang ada.
2.4 PENGARUH BUDAYA MELAYU TERHADAP GENERASI MUDA
2.4 PENGARUH BUDAYA MELAYU TERHADAP GENERASI MUDA
Sejarah perjalanan Kepulauan
Riau telah memperlihatkan kepada kita kebesaran bangsa Melayu
dengan kondisi kehidupan yang berbudaya, santun dan unggul Sumber Daya
Manusianya, cinta akan ilmu pengetahuan serta hidup dengan penuh nilai-nilai
keislaman.
Ciri-ciri kehidupan yang telah dilakoni oleh bangsa Melayu pada zaman lampau telah menggambarkan karakter yang sempurna, dari perpaduan keuletan, kegigihan, berbudaya, kesantunan, agamis dan intelektualitas tinggi, sungguh sempurna. Namun kebesaran tersebut pupus dan sirna oleh perjalanan waktu dan pergeseran peradaban dunia yang telah menjadikan barat sebagai kiblat kemajuan dan kemodernan.Indonesia adalah negara kepulauan banyak provinsi yg memiliki banyak pulau dan memiliki banyak adas istiadat yg beragam dan unik, khususnya Kepulauan Riau, provinsi yang dominan besar mencari uang sebagai pelaut karena didaerahnya memiliki lautan yang luas dan cocok untuk mendapatkan rezeki.
Ciri-ciri kehidupan yang telah dilakoni oleh bangsa Melayu pada zaman lampau telah menggambarkan karakter yang sempurna, dari perpaduan keuletan, kegigihan, berbudaya, kesantunan, agamis dan intelektualitas tinggi, sungguh sempurna. Namun kebesaran tersebut pupus dan sirna oleh perjalanan waktu dan pergeseran peradaban dunia yang telah menjadikan barat sebagai kiblat kemajuan dan kemodernan.Indonesia adalah negara kepulauan banyak provinsi yg memiliki banyak pulau dan memiliki banyak adas istiadat yg beragam dan unik, khususnya Kepulauan Riau, provinsi yang dominan besar mencari uang sebagai pelaut karena didaerahnya memiliki lautan yang luas dan cocok untuk mendapatkan rezeki.
Sebagai akibat dari perubahan ini, maka generasi
Melayu kini tidak lagi mampu bersanding dan disandingkan dengan kebesaran masa
lampaunya, tidak lagi mampu mengenal dan mewarisi jati diri leluhur mereka,
tidak banyak lagi yang benar-benar menyukai ilmu pengetahuan dan menjadikan
membaca sebagai rutinitas sebagai upaya menambah ilmu pengetahuan, bangsa
melayu tidak lagi dikenal sebagai bangsa yang memiliki etos kerja yang tinggi,
bukan lagi bangsa yang ulet dan gigih, tidak lagi mampu merepresentasikan
nilai-nilai keislaman dengan baik sebagai jati diri mereka.
Definisi jati diri Melayu setelah pengislamannya di
abad ke-15, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Seseorang disebut Melayu apabila dia beragama Islam, sehari-hari berbahasa Melayu dan berada-istiadat Melayu. Adat Melayu itu, “Adat bersendikan Syarak, Syarak bersendikan kitabullah”. Jadi orang Melayu itu adalah etnis secara kultural (budaya), bukan mesti secara geneologis (persamaan keturunan darah);
2. Berpijak kepada Yang Esa seperti kata pepatah:
Bergantung kepada yang satu, berpegang kepada yang esa,
tuah hidup sempurna hidup, hidup berakal mati beriman,
malang hidup celaka hidup, hidup tak tahu halal haramnya;
3. Orang Melayu sangat mementingkan penegakan hukum (law enforcement) untuk keamanan, ketertiban, dan kemakmuran masyarakat. Seperti diungkapkan pepatah:
Adat di atas tumbuhnya, mufakat di atas dibuatnya,
Biar mati anak daripada mati adat,
Mati anak gempar sekampung, mati adat gempar sebangsa;
4. Orang Melayu mengutamakan budi dan bahasa. Hal itu menunjukkan sopan santun dan tinggi peradabannya, seperti diungkapkan pepatah:
Usul menunjukkan asal, bahasa menunjukkan bangsa,
taat pada petuah, setia pada sumpah,
Mati pada janji, melarat pada budi,
hidup dalam pekerti, mati dalam budi,
tahu budi ada hutangnya, tahu hidup ada bebannya;
5. Orang Melayu mengutamakan pendidikan dan ilmu. Hal ini tercermin dalam pepatah:
Menuntut ilmu jangan segan, ilmu yang benar,
yaitu ilmu kebajikan, isi kitab ini sudah disebutkan.
Segala perbuatan dengan berilmu, maka kebajikan boleh bertemu,
jangan sembarang-barang diramu, akhirnya engkau jatuh bersemu.
Ilmu itu besar faedahnya, membedakan hak dengan batilnya, mengetahui orang banyak benar salahnya, supaya dihukumkan dengan adilnya,
bekal ilmu mencelikkan, bekal iman menyelamatkan;
6. Orang melayu mementingkan budaya. Hal ini terungkap pada pepatah:
Bercakap tidak kasar, berbaju menutupi aurat,
menjauhkan pantang larang dan dosa.
Biar mati dari pada menanggung malu dirinya atau keluarganya, karena bisa menjatuhkan marwah keturunannya,
sebaliknya tidak dengan kasar mempermalukan orang lainnya;
7. Orang melayu mengutamakan musyawarah dan mufakat sebagai sendi kehidupan sosial. Kondisi ini terlihat pada perkawinan, kematian, kenduri, mendirikan rumah, membuka ladang/usaha, di dalam Pemerintahan dan lain-lainnya;
8. Orang Melayu ramah dan terbuka kepada tamu. Keramah-tamahan dan keterbukaan orang Melayu terhadap segala orang pendatang (tamu) terutama yang beragama Islam, berpangkal kepada Politik Raja Melayu yang maritim untuk memeriahkan bandar dengan para pedagang, seperti dalam pepatah:
Apabila meraut selodang buluh, Siapkan lidi buang miangnya,
Bila menjemput orang nan jauh, Siapkan nasi dengan hidangnya;
9. Orang Melayu melawan jika terdesak, seperti dalam ungkapan:
Kalau sudah dimabuk pinang, dari pada ke mulut biar ke hati, kalau sudah masuk ke gelanggang, dari pada surut rela lah mati, Esa elang dua belalang, takkan kayu berbatang jerami,
Esa hilang dua terbilang, takkan Melayu hilang di bumi.
1. Seseorang disebut Melayu apabila dia beragama Islam, sehari-hari berbahasa Melayu dan berada-istiadat Melayu. Adat Melayu itu, “Adat bersendikan Syarak, Syarak bersendikan kitabullah”. Jadi orang Melayu itu adalah etnis secara kultural (budaya), bukan mesti secara geneologis (persamaan keturunan darah);
2. Berpijak kepada Yang Esa seperti kata pepatah:
Bergantung kepada yang satu, berpegang kepada yang esa,
tuah hidup sempurna hidup, hidup berakal mati beriman,
malang hidup celaka hidup, hidup tak tahu halal haramnya;
3. Orang Melayu sangat mementingkan penegakan hukum (law enforcement) untuk keamanan, ketertiban, dan kemakmuran masyarakat. Seperti diungkapkan pepatah:
Adat di atas tumbuhnya, mufakat di atas dibuatnya,
Biar mati anak daripada mati adat,
Mati anak gempar sekampung, mati adat gempar sebangsa;
4. Orang Melayu mengutamakan budi dan bahasa. Hal itu menunjukkan sopan santun dan tinggi peradabannya, seperti diungkapkan pepatah:
Usul menunjukkan asal, bahasa menunjukkan bangsa,
taat pada petuah, setia pada sumpah,
Mati pada janji, melarat pada budi,
hidup dalam pekerti, mati dalam budi,
tahu budi ada hutangnya, tahu hidup ada bebannya;
5. Orang Melayu mengutamakan pendidikan dan ilmu. Hal ini tercermin dalam pepatah:
Menuntut ilmu jangan segan, ilmu yang benar,
yaitu ilmu kebajikan, isi kitab ini sudah disebutkan.
Segala perbuatan dengan berilmu, maka kebajikan boleh bertemu,
jangan sembarang-barang diramu, akhirnya engkau jatuh bersemu.
Ilmu itu besar faedahnya, membedakan hak dengan batilnya, mengetahui orang banyak benar salahnya, supaya dihukumkan dengan adilnya,
bekal ilmu mencelikkan, bekal iman menyelamatkan;
6. Orang melayu mementingkan budaya. Hal ini terungkap pada pepatah:
Bercakap tidak kasar, berbaju menutupi aurat,
menjauhkan pantang larang dan dosa.
Biar mati dari pada menanggung malu dirinya atau keluarganya, karena bisa menjatuhkan marwah keturunannya,
sebaliknya tidak dengan kasar mempermalukan orang lainnya;
7. Orang melayu mengutamakan musyawarah dan mufakat sebagai sendi kehidupan sosial. Kondisi ini terlihat pada perkawinan, kematian, kenduri, mendirikan rumah, membuka ladang/usaha, di dalam Pemerintahan dan lain-lainnya;
8. Orang Melayu ramah dan terbuka kepada tamu. Keramah-tamahan dan keterbukaan orang Melayu terhadap segala orang pendatang (tamu) terutama yang beragama Islam, berpangkal kepada Politik Raja Melayu yang maritim untuk memeriahkan bandar dengan para pedagang, seperti dalam pepatah:
Apabila meraut selodang buluh, Siapkan lidi buang miangnya,
Bila menjemput orang nan jauh, Siapkan nasi dengan hidangnya;
9. Orang Melayu melawan jika terdesak, seperti dalam ungkapan:
Kalau sudah dimabuk pinang, dari pada ke mulut biar ke hati, kalau sudah masuk ke gelanggang, dari pada surut rela lah mati, Esa elang dua belalang, takkan kayu berbatang jerami,
Esa hilang dua terbilang, takkan Melayu hilang di bumi.
2.5 KELEBIHAN PARA PEMUDA
Sebagaimana yang telah dijelaskan,pemuda memiliki sifat-sifat seperti berani, pantang mundur, dan memiliki standar moralitas keimanan. Pemuda memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kelebihan pemuda secara umum dibagi menjadi tiga :
Sebagaimana yang telah dijelaskan,pemuda memiliki sifat-sifat seperti berani, pantang mundur, dan memiliki standar moralitas keimanan. Pemuda memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kelebihan pemuda secara umum dibagi menjadi tiga :
1. kelebihan dari segi
kekuatan fisik
berbeda dengan usia
kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan fisiknya, bahkan
seorang pemuda yang sedang jatuh hati … dia akan mampu mendaki gunung yang
tinggi atau menuruni ngarai terjal sekalipun, karena pada saat itulah dia
memiliki kekuatan fisik yang prima. Pemuda begitu energik
2. kekuatan akal
berbeda dengan usia
kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan akalnya. Kekuatan yang
membatasi antara ketidaktahuan dengan kepikunan diiringi dengan spirit
idealisme dan eksplorasi pemaknaan dalam lingkup yang luas
3. kekuatan semangat
berbeda dengan usia
kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan semangatnya. Semangat
untuk bergerak, berubah, hingga memberi kontribusi bagi integritas diri serta
ruang dan waktu yang meliputi dirinya. Di sisi lain pemuda memiliki kekurangan.
Kekurangan yang paling mencolok adalah mudah emosional.
2.6 KONDISI PEMUDA MASA LAMPAU DAN PEMUDA MASA
KINI
Kondisi Pemuda pada masa lampau yaitu didalam sejarah negara dan bangsa
Indonesia pertama kali dapat dilihat dari kebangkitan bangsa tahun 1908 atau
tepatnya ketika berdiri Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908. Melalui proses
kebangkitan bangsa ini, maka para pemuda telah menggelorakan semangat agar
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak terserak-serak dalam arti wilayah,
suku, ras, agama dan sebagainya akan tetapi telah memiliki kesadaran
berorganisasi sebagai persyaratan untuk kebangkitan nasional. Mereka dikenal
sebagai generasi tahun 1908. Hal ini berarti bahwa pemuda telah memiliki peran
yang sangat signifikan dalam proses pembentukan negara kesatuan Republik
Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa
Indonesia
Generasi muda kemudian
juga berhasil menorehkan tinta emas bagi perjalanan bangsa ini ketika di tahun
1945 kembali mereka merenda dan mengimplementasikan gagasan mengenai satu nusa,
satu bangsa dan satu bahasa dalam bentuk kemerdekaan bangsa, yang teks
proklamasinya dibacakan oleh Ir. Soekarno tepat jam 10 tanggal 17 Agustus 1945.
Kondisi Pemuda pada masa kini sangat banyak perubahan, Problematika pemuda
yang terbentang di hadapan kita sekarang sungguh kompleks, mulai dari masalah
pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga masalah dekadensi
moral.Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda
terjebak dalam kehidupan serba instant, dan tercabut dari idealisme sehingga
cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Gaya hidup merupakan
gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar
nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Dalam arti lain, gaya
hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya.
gaya hidup sering disalahgunakan oleh sebagian besar remaja. Apalagi para
remaja yang berada dalam kota Metropolitan. Mereka cenderung bergaya hidup
dengan mengikuti mode masa kini.Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode
dari orang barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka
pengaruhnya juga akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar dalam
memflter mode dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh negatif bagi
mereka sendiri dan budaya didaerahn
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi, Sesungguhnya
sangat memprihatinkan kondisi pemuda saat ini, an ini adalah sebuah realita
yaitu Kondisi seperti ini bisa kita temui sekarang. Fenomena ini
akan menjadi bahaya laten bagi kita semua. Calon pemimpin masa depan
itu di pundak generasi muda, nasib suatu bangsa dipertaruhkan sesungguhnya,
Ibarat sebuah kata “ Seorang pemuda ibarat matahari yang tengah
memancarkan cahaya terang dan cahaya yang paling panas” . Dari ungakapan
ini kita dapat mengatakan, bahwa masa
muda adalah masa kekuatan atau masa keemasan.Yang menjadi
sebuah persoalan ialah para remaja kita tidak melakukan filterisasi terhadap
hal-hal asing yang mereka ketahui, akan tetapi tanpa berpikir panjang mereka
langsung menjiplak dan menerapkan nila-nilai kebudayaan asing yang masuk
tersebut kedalam kehidupan sehari-hari mereka jadi kita harus bekerja keras
dalam mensukseskan dan mempertahan budaya tanpa adanya perubahan pada generasi
muda Pembagunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerakan
perubahan menuju kemajuan. Dalam beberapa hal, perubahan itu merupakan
perombakan yang sangat mendasar.Perubahan atau kemajuan dalam pembangunan bukan
hanya perubahan fisik saja tetapi membawa serta perubahan sosial.
DAFTAR PUSTAKA