Selasa, 11 Juni 2013

Pengaruh Budaya Melayu terhadap Generasi Muda



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
Pemuda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan,dalam kehidupan sehari-hari di mana generasi muda sebagai cikal bakal harapan masa depan, kian akan pudar. Kondisi seperti ini apabia dibiarkan, cepat atau lambat akan berdampak luas dalam kehidupan masa depan baik generasi tua maupun muda. Kurangnya kesadaran untuk memahami budayanya sendiri akan berdampak besar, yakni hilangnya jatidiri.mulai menurunnya rasa kecintaan dan rasa keinginan yang dimilki oleh generasi muda  untuk memajukan budaya daerah yang merupakan warisan leluhurnya sendiri. Penyakit dekadensi moral kini menyerang generasi tanpa kendali.. Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.

1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dari Latar Belakang  yang telah saya uraikan maka masalah yang akan di bahas dapat dirumuskan kedalam pertanyaan sebagai berikut :
           Pengaruh Budaya di dalam Generasi Muda saat ini
           Peran Pemuda dalam Generasi saat ini
           Kondisi Pemuda di era Global terhadap Budaya

1.3  TUJUAN PENULISAN
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
           Agar mengetahui berbagai macam Peran Pemuda dalam Dedikasi di Budaya
           Agar mengetahui lebih jelas Pengaruh Generasi Muda di Perkembangan Budaya
           Untuk Memenuhi tugas Mata Kulias Ilmu Sosial Dasar (SoftSkill)


1.4 METODOLOGI PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini, yaitu metode deskripsi analisi.Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website


BAB 2
LANDASAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN BUDAYA DAN KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.  Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa dll.Budaya juga suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Budaya lokal khususnya di Indonesia dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.Indonesia terdiri atas 33 provinsi, karena itu memiliki banyak kekayaan budaya.Kekayaan budaya tersebut dapat menjadi aset negara yang bermanfaat untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia luar, Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam lingkungannya.Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda.Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Jadi, kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat

2.2 PENGERTIAN PEMUDA DAN GENERASI MUDA
Pemuda berdasarkan usia Menurut WHO pemuda digolongkan berdasarkan usia, yakni 10-24 tahun. Sedangkan remaja berada pada rentang usia 10-19 tahun. Jadi, secara umum pemuda digolongkan berdasarkan rentang usia yaitu di bawah 30 tahun.Pemuda juga harus mempunyai sifat memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dengan perkataan, seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai
Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini.
Peran generasi muda atau pemuda dalam konteks perjuangan dan pembangunan dalam kancah sejarah kebangsaan Indonesia sangatlah dominan dan memegang peranan sentral, baik perjuangan yang dilakukan secara fisik maupun diplomasi  Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Dengan bekal seperti itu setiap pemuda Indonesia akan semakin bernilai dalam proses pembangunan. Dan makin membenarkan arti serta makna “ Pemuda adalah Harapan Bangsa”.
2.3 PERAN PEMUDA DAN PERMASALAHAN GENERASI MUDA
Peran Pemuda dimasa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya sekarang sebab merekalah yang menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa oleh karena itu generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan zaman. Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.
Hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat.Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada.
Masalah generasi muda dalam masyarakat  erat kaitannya dengan sosialisasi dan modernisasi. Sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah masyarakat. Berdasarkan jenisnya sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Sedangkan modernisasi yaitu proses menuju masyarakat yang modern, modernisasi dapt pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Adapun proses sosialisasi yang keliru dapat menyebabkan penyimpangan.
Faktor penyebab penyimpangan yaitu:
1.      Tidak adanya nilai dan normaukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasar ukuran longgar atau tidaknya norma dan nilai sosial masyarakat
2.      Penyalahgunaan peran, otoritas kekuasaan dan status yang dimiliki oleh seseorang kelompok tertentu di masyarakat yang seluruhnya menjadi contoh yang baik, tetapi melakukan tindakan penyalahgunaan dengan mengabaikan norma
3.      Psikologismenjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan
4.      Kurangnya kontrol sosial atau pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat
Sehubungan dengan ini para ahli sosial berpendapat bahwa masalah antar generasi kurang dan hampir tidak terdapat dimasyarakat tradisional.Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa antar generasi merupakan suatu masalah modern.
Berbagai macam Permasalahan Generasi Muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a.       Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk jiwa pemuda.
b.      Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.       Belum keseimbangannya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d.      Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tinggi nya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktifitas oleh nilai-nilai kekuasaan dan sebagainya.
e.       Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelefansikan pendapat sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.

2.4 PENGARUH BUDAYA MELAYU TERHADAP GENERASI MUDA


Sejarah perjalanan Kepulauan Riau telah memperlihatkan kepada kita kebesaran bangsa Melayu dengan kondisi kehidupan yang berbudaya, santun dan unggul Sumber Daya Manusianya, cinta akan ilmu pengetahuan serta hidup dengan penuh nilai-nilai keislaman.
Ciri-ciri kehidupan yang telah dilakoni oleh bangsa Melayu pada zaman lampau telah menggambarkan karakter yang sempurna, dari perpaduan keuletan, kegigihan, berbudaya, kesantunan, agamis dan intelektualitas tinggi, sungguh sempurna. Namun kebesaran tersebut pupus dan sirna oleh perjalanan waktu dan pergeseran peradaban dunia yang telah menjadikan barat sebagai kiblat kemajuan dan kemodernan.Indonesia adalah negara kepulauan banyak provinsi yg memiliki banyak pulau dan memiliki banyak adas istiadat yg beragam dan unik, khususnya Kepulauan Riau, provinsi yang dominan besar mencari uang sebagai pelaut karena didaerahnya memiliki lautan yang luas dan cocok untuk mendapatkan rezeki.
Sebagai akibat dari perubahan ini, maka generasi Melayu kini tidak lagi mampu bersanding dan disandingkan dengan kebesaran masa lampaunya, tidak lagi mampu mengenal dan mewarisi jati diri leluhur mereka, tidak banyak lagi yang benar-benar menyukai ilmu pengetahuan dan menjadikan membaca sebagai rutinitas sebagai upaya menambah ilmu pengetahuan, bangsa melayu tidak lagi dikenal sebagai bangsa yang memiliki etos kerja yang tinggi, bukan lagi bangsa yang ulet dan gigih, tidak lagi mampu merepresentasikan nilai-nilai keislaman dengan baik sebagai jati diri mereka.
Definisi jati diri Melayu setelah pengislamannya di abad ke-15, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Seseorang disebut Melayu apabila dia beragama Islam, sehari-hari berbahasa Melayu dan berada-istiadat Melayu. Adat Melayu itu, “Adat bersendikan Syarak, Syarak bersendikan kitabullah”. Jadi orang Melayu itu adalah etnis secara kultural (budaya), bukan mesti secara geneologis (persamaan keturunan darah);

2. Berpijak kepada Yang Esa seperti kata pepatah:
Bergantung kepada yang satu, berpegang kepada yang esa,
tuah hidup sempurna hidup, hidup berakal mati beriman,
malang hidup celaka hidup, hidup tak tahu halal haramnya;

3. Orang Melayu sangat mementingkan penegakan hukum (law enforcement) untuk keamanan, ketertiban, dan kemakmuran masyarakat. Seperti diungkapkan pepatah:
Adat di atas tumbuhnya, mufakat di atas dibuatnya,
Biar mati anak daripada mati adat,
Mati anak gempar sekampung, mati adat gempar sebangsa;

4. Orang Melayu mengutamakan budi dan bahasa. Hal itu menunjukkan sopan santun dan tinggi peradabannya, seperti diungkapkan pepatah:
Usul menunjukkan asal, bahasa menunjukkan bangsa,
taat pada petuah, setia pada sumpah,
Mati pada janji, melarat pada budi,
hidup dalam pekerti, mati dalam budi,
tahu budi ada hutangnya, tahu hidup ada bebannya;

5. Orang Melayu mengutamakan pendidikan dan ilmu. Hal ini tercermin dalam pepatah:
Menuntut ilmu jangan segan, ilmu yang benar,
yaitu ilmu kebajikan, isi kitab ini sudah disebutkan.
Segala perbuatan dengan berilmu, maka kebajikan boleh bertemu,
jangan sembarang-barang diramu, akhirnya engkau jatuh bersemu.
Ilmu itu besar faedahnya, membedakan hak dengan batilnya, mengetahui orang banyak benar salahnya, supaya dihukumkan dengan adilnya,
bekal ilmu mencelikkan, bekal iman menyelamatkan;

6. Orang melayu mementingkan budaya. Hal ini terungkap pada pepatah:
Bercakap tidak kasar, berbaju menutupi aurat,
menjauhkan pantang larang dan dosa.
Biar mati dari pada menanggung malu dirinya atau keluarganya, karena bisa menjatuhkan marwah keturunannya,
sebaliknya tidak dengan kasar mempermalukan orang lainnya;

7. Orang melayu mengutamakan musyawarah dan mufakat sebagai sendi kehidupan sosial. Kondisi ini terlihat pada perkawinan, kematian, kenduri, mendirikan rumah, membuka ladang/usaha, di dalam Pemerintahan dan lain-lainnya;

8. Orang Melayu ramah dan terbuka kepada tamu. Keramah-tamahan dan keterbukaan orang Melayu terhadap segala orang pendatang (tamu) terutama yang beragama Islam, berpangkal kepada Politik Raja Melayu yang maritim untuk memeriahkan bandar dengan para pedagang, seperti dalam pepatah:
Apabila meraut selodang buluh, Siapkan lidi buang miangnya,
Bila menjemput orang nan jauh, Siapkan nasi dengan hidangnya;

9. Orang Melayu melawan jika terdesak, seperti dalam ungkapan:
Kalau sudah dimabuk pinang, dari pada ke mulut biar ke hati, kalau sudah masuk ke gelanggang, dari pada surut rela lah mati, Esa elang dua belalang, takkan kayu berbatang jerami,
Esa hilang dua terbilang, takkan Melayu hilang di bumi. 



2.5 KELEBIHAN PARA PEMUDA
Sebagaimana yang telah dijelaskan,pemuda memiliki sifat-sifat seperti berani, pantang mundur, dan memiliki standar moralitas keimanan. Pemuda memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kelebihan pemuda secara umum dibagi menjadi tiga :
1. kelebihan dari segi kekuatan fisik
berbeda dengan usia kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan fisiknya, bahkan seorang pemuda yang sedang jatuh hati … dia akan mampu mendaki gunung yang tinggi atau menuruni ngarai terjal sekalipun, karena pada saat itulah dia memiliki kekuatan fisik yang prima. Pemuda begitu energik
2. kekuatan akal
berbeda dengan usia kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan akalnya. Kekuatan yang membatasi antara ketidaktahuan dengan kepikunan diiringi dengan spirit idealisme dan eksplorasi pemaknaan dalam lingkup yang luas
3. kekuatan semangat
berbeda dengan usia kanak dan tua, pemuda memiliki kelebihan dalam kekuatan semangatnya. Semangat untuk bergerak, berubah, hingga memberi kontribusi bagi integritas diri serta ruang dan waktu yang meliputi dirinya. Di sisi lain pemuda memiliki kekurangan. Kekurangan yang paling mencolok adalah mudah emosional.
2.6 KONDISI PEMUDA MASA LAMPAU DAN PEMUDA MASA KINI
Kondisi Pemuda pada masa lampau yaitu didalam sejarah negara dan bangsa Indonesia pertama kali dapat dilihat dari kebangkitan bangsa tahun 1908 atau tepatnya ketika berdiri Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908. Melalui proses kebangkitan bangsa ini, maka para pemuda telah menggelorakan semangat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak terserak-serak dalam arti wilayah, suku, ras, agama dan sebagainya akan tetapi telah memiliki kesadaran berorganisasi sebagai persyaratan untuk kebangkitan nasional. Mereka dikenal sebagai generasi tahun 1908. Hal ini berarti bahwa pemuda telah memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia
Generasi muda kemudian juga berhasil menorehkan tinta emas bagi perjalanan bangsa ini ketika di tahun 1945 kembali mereka merenda dan mengimplementasikan gagasan mengenai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa dalam bentuk kemerdekaan bangsa, yang teks proklamasinya dibacakan oleh Ir. Soekarno tepat jam 10 tanggal 17 Agustus 1945.
Kondisi Pemuda pada masa kini sangat banyak perubahan, Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang sungguh kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga masalah dekadensi moral.Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan serba instant, dan tercabut dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya. gaya hidup sering disalahgunakan oleh sebagian besar remaja. Apalagi para remaja yang berada dalam kota Metropolitan. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini.Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode dari orang barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka pengaruhnya juga akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar dalam memflter mode dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh negatif bagi mereka sendiri dan budaya didaerahn
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi, Sesungguhnya sangat memprihatinkan kondisi pemuda saat ini, an ini adalah sebuah realita yaitu  Kondisi seperti ini bisa kita temui sekarang. Fenomena ini akan menjadi bahaya laten bagi kita semua. Calon pemimpin masa depan itu  di pundak generasi muda, nasib suatu bangsa dipertaruhkan sesungguhnya, Ibarat sebuah kata “ Seorang pemuda ibarat matahari yang tengah memancarkan cahaya terang dan cahaya yang paling panas” . Dari ungakapan ini  kita dapat mengatakan, bahwa masa muda  adalah masa kekuatan atau masa keemasan.Yang menjadi sebuah persoalan ialah para remaja kita tidak melakukan filterisasi terhadap hal-hal asing yang mereka ketahui, akan tetapi tanpa berpikir panjang mereka langsung menjiplak dan menerapkan nila-nilai kebudayaan asing yang masuk tersebut kedalam kehidupan sehari-hari mereka jadi kita harus bekerja keras dalam mensukseskan dan mempertahan budaya tanpa adanya perubahan pada generasi muda Pembagunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerakan perubahan menuju kemajuan. Dalam beberapa hal, perubahan itu merupakan perombakan yang sangat mendasar.Perubahan atau kemajuan dalam pembangunan bukan hanya perubahan fisik saja tetapi membawa serta perubahan sosial.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.riaudailyphoto.com/2012/03/riau-al-munawwarah-suatu-keniscayaan.html