Sabtu, 22 Desember 2012

ILMU SOSIAL DASAR DALAM BIDANG PENDIDIKAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
        Banyaknya kritik sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang berlangsung masih berbau kolonial dan merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik “balas, sistem pendidikan tersebut bertujuan menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi “tukang” yang mengisi birokrasi mereka dibidang administrasi, perdagangan, tehnik dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan Negara

BAB 2
ISI

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pengertian Pendidikan kita tinjau dari kata pembentuknya kata Pendidikan berasal dari kata didik karena mendapat imbuhan Pe dan akhiran An dengan arti proses atau cara pembantu pendidik
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang / kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

2.2 TUJUAN PENDIDIKAN
menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Fungsi pendidikan dalam social masyarakat

2.3 FUNGSI PENDIDIKAN
  • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
  • Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
  • Melestarikan kebudayaan.
  • Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
  • Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
  • Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  • Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan sataus sosial keluarganya
  • Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
  • Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
  • Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
  • Menjamin integrasi sosial.
  • Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
  • Sumber inovasi sosial.

2.4 RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN
     Imu yang membicarakan bagaimana cara atau tehnik menyajikan bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Bila mana dikaitkan dengan pengajaran agama Islam yang harus disampaikan kepada siswa di sekolah atau madrasah, maka batasannya terletak pada metode atau tehnik apakah yang lebih cocok digunakan dalam penyampaian materi agama tersebut, dan prinsip-prinsip pengajaran yang bagaimanakan yang seharusnya diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar dan mengajar, hal tersebut tentu berkaitan erat dengan metodik khusus dan umum. Di samping memperhatikan prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam pengajaran agama secara umum, juga faktor-faktor seperti: tingkatan sekolah, karakteristik siswa, latar belakang sosial dan pendidikan anak sangat perlu dipertimbangkan.

2.5 METODE PENGAJARAN
Secara garis besar metode pengajaran dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, yakni:
a. Metode Mengajar Konvensional.
       Yaitu metode mangajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional.
b. Metode Mengajar Inkonvensional.
    Yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengjaran berprogram, pengajaran unit, dll.


BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ilmu sosial dasar dalam bidang pendidikan sangat bermanfaat untuk kehidupan bermasyarakat karena mendapat banyak keuntungan jika kita benar-benar menelaah dan mengkaji dari setiap tujuan, fungsi, ruang lingkup dan metodenya.
Jadi, sesungguhnya untuk menjadi jiwa yang efektif dan efisien harus dari diri sendiri karena dari diri sendiri penyampaian teori yang baik menghasil nilai praktek yang baik juga khususnya ilmu sosial dasar dalam bidang pendidikan

 

DAFTAR PUSTAKA

-www.kangmoes.com

ILU SOSIAL DASAR DALAM BIDANG PSIKOLOGI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
        Banyaknya kritik sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang berlangsung masih berbau kolonial dan merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik “balas, sistem pendidikan tersebut bertujuan menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi “tukang” yang mengisi birokrasi mereka dibidang administrasi, perdagangan, tehnik dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan Negara

BAB 2
ISI

2.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI
Pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang paling berhubungan dengan ilmu sosial lainnya, bukan hanya ilmu sosial dasar, tetapi ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, dan ilmu sosial lainya memiliki keterkaitan dengan Psikologi.
Psikologi sosial merupakan cabang dari ilmu Psikologi yang lebih membahas ke dalam permasalahan sosial. Dalam ilmu ini lebih memfokuskan kedalam ruang lingkup pembahasan pengaruh sosial terhadap proses individu, proses individual bersama, dan interaksi individu terhadap kelompok
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: “ψυχή” (Psychē yang berarti jiwa) dan “-λογία” (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

2.2 PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi sosial merupakan cabang ilmu dari psikologi yang baru muncul dan diperkenalkan pada tahun 1930. Objek material dari psikologi sosial adalah fakta – fakta, gejala – gejala serta kejadian – kejadian dalam kehidupan sosial manusia. Sekilas ternyata objek psikologi sosial mirip dengan ilmu sosiolgi dan bila digambarkan sebenarnya psikologi sosial adalah merupakan pertemuan irisan antara ilmu psikologi dan ilmu sosilogi.

Ada berbagai macam definisi psikologi sosial antara lain :
  • Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia ( Hubert Bonner)
  • Ilmu yang memepelajari tingkah laku manusia sebagai anggota suatu masyarakat ( AM Chorus )
  • Ilmu yang mempelajari Segi-segi psikologi tingkah laku manusia yang dipengarui interaksi sosial
  • Social psychology is the scientific study how people think about, influence, and relato to another ( Myers : 1983 )
  • Psikologi sosial adalah studi alami tentang sebab-sebab dari perlaku sosial manusia ( Michener Delamater : 1999 )
Gordon Allport ( 1968 ) menjelaskan bahwa seorang boleh disebut sebagai psikolog sosial jika dia “berupaya memahami, menjelaskan, dan memprediksi bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan individu-individu dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan – tindakan orang lain yang dilihatnya, atau bahkan hanya dibayangkannya”

2.3 RUANG LINGKUP PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi sosial mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
-       Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
-       Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain
-       Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
Kesulitan lain dalam pembentukan teori psikologi sosial adalah menentukan ruang lingkup suatu teori seperti berikut ini:
-       Jangkauan penerapan (comprehensiveness), yaitu untuk berapa banyak (macam) fenomena atau kepribadian teori ini dapat diterapkan.
-       Keterbatasan ,yaitu sampai dimana perlu diberikan prasyarat pada kondisi dimana fenomena itu timbul agar suatu teori dapat dinyatakan berlaku.
-       Keumuman (generality),sampai dimana teori bias diperluas untuk mencakup situasi-situasi yang tidak tercakup dalam fenomena awal yang dijadikan dasar untuk penyusunan teori yang bersangkutan.

2.4 FUNFSI PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

2.5 HUBUNGAN PSIKOLOGI SOSIAL DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ilmu sosial dasar dalam bidang psikologi sangat bermanfaat untuk kehidupan bermasyarakat karena mendapat banyak keuntungan jika kita benar-benar menelaah dan mengkaji dari setiap tujuan, fungsi, ruang lingkup dan metodenya.
Jadi, sesungguhnya untuk menjadi jiwa yang efektif dan efisien harus dari diri sendiri karena dari diri sendiri penyampaian teori yang baik menghasil nilai praktek yang baik juga khususnya ilmu sosial dasar dalam bidan psikologi.

 
DAFTAR PUSTAKA



ILMU SOSIAL DASAR

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Banyaknya kritik sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang berlangsung masih berbau kolonial dan merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik “balas, sistem pendidikan tersebut bertujuan menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi “tukang” yang mengisi birokrasi mereka dibidang administrasi, perdagangan, tehnik dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan negara.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi tukang saja tetapi diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan yaitu personal, akademis dan kemampuan profesional.
a. Kemampuan Personal (kemampuan kepribadian)
        Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharaphan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,kenegaraan (pancasila
b. Kemampuan Akademik    
kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan altematif pemecahannya.
c. Kemampuan Professional
            kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

BAB 2
ISI

2.1 PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR
Ilmu sosial dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah masalah - masalah sosial yang timbul dan berkembang, yang diwujudkan oleh masyarakat dengan menggunakan pengertian - pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan dalam ilmu - ilmu social.
Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersindiri, karena ISD tidak mempunyai objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga ia tidak mengembangkan suatu penelitian sebagaimana suatu disiplin ilmu seperti ilmu sosial lainnya. Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau program pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan / pengajaran.
Ilmu sosial yang memiliki hubungan paling dekat dengan ilmu sosial dasar adalah Psikologi, karena hukum -hukumnya yang sama yaitu dikembangkan secara berkomunitas, (masyarakat, kelompok etnik, dan sebagainya).

2.2 TUJUAN ILMU SOSIAL DASAR
a. Tujuan umum diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya, khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat dipertajam.
b. Tujuan khusus
  1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah – masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
  2. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
  3. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
  4. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dandapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan  masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

2.3 RUANG LINGKUP MATERI ISD (ILMU SOSIAL DASAR)
Adapun ruang lingkup materi Ilmu Sosial Dasar adalah:
a. Kenyataan-kenyataan social yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan maslah social tertentu. Kenyataan-kenyataan social tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu social. Karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya
b. Konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukakn untuk mempelajari masalah-masalah social.
Sebagai contoh dari konsep dasar semacam ini misalnya konsep keanekaragaman, dan konsep kesatuan social. Bertolak dari kedia konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari di dalam masyarakat selalu terdapat:
1). Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku
baik secara individual maupu kelompok.
2). Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Persamaan dan perbedaan itulah yang seringkali menyebabkan timbulnya konflik, kerjasama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.

c. Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan social yang antara satu dengan yang lainnya salaing berkaitan.

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ilmu sosial dasar sangat bermanfaat untuk kehidupan bermasyarakat karena mendapat banyak keuntungan jika kita benar-benar menelaah dan mengkaji dari setiap tujuan, fungsi, ruang lingkup dan metodenya.
Jadi, sesungguhnya untuk menjadi jiwa yang efektif dan efisien harus dari diri sendiri karena dari diri sendiri penyampaian teori yang baik menghasil nilai praktek yang baik juga khususnya ilmu sosial dasar dalam bidang apapun.


DAFTAR PUSTAKA
-www.kangmoes.com

Rabu, 14 November 2012

DAMPAK SOSIALISASI MASYARAKAT BAGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Dalam suatu proses pembelajaran pasti ada interaksi antara guru dan murid. Oleh karena itu betapa pentingnya peran sosialisasi dalam bidang pendidikan.
Pendidikan ada dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki hubungan ketergantungan yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan masyarakat menjadi semakin berkembang dan maju melalui pendidikan.
Masyarakat ternyata tidak statis, tetapi dinamis, bahkan sangat dinamis. Pada masa sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat pesat
Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga dialami dunia pendidikan.

  BAB 2
ISI

2.1 PENGERTIAN SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain

2.2 TIPE DAN AGEN SOSIALISASI
Tipe sosialisasi
Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut.
           Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
           Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Agen sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
           Keluarga
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas, menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
           Teman pergaulan
Teman pergaulan pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
           Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
           Media massa
Media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
           Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

2.3 PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Beberapa pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat:
1.      Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2.      Membawa firus pembaharuan bagi perkembangan masyarakat
3.      Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat
4.      Melahirkan sikap-sikap positif dan konstuktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat


2.4  PROSES YANG TERJADI DALAM PENDIDIKAN
Proses yang terjadi :
1. Memelihara kebudayaan dengan mewariskannya kepada generasi muda.
2. Mengembangkan kemampuan partisipasi siswa.
3. Memperkaya kehidupan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan seni siswa.
4. Meningkatkan penyesuaian diri siswa dengan bimbingan pribadi dan berbagai pelajaran.
5. Meningkatkan kesehatan siswa dengan latihan-latihan fisik dan pelajaran tentang kesehatan.
6. Membentuk warga negara yang patriotik
Melalui proses pendidikan, anak-anak diperkenalkan pada nilai dan norma atau budaya masyarakat, bangsa, dan negaranya, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semua itu amat bermanfaat bagi pengembangan kepribadian anak sebagai individu dan sekaligus sebagai warga masyarakat, bangsa, dan negara. Sekolah sesungguhnya juga menyediakan sarana bagi terbentuknya kelompok teman sebaya (peer group).

 2.5 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN INFORMASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Jika informasi diterapkan dalam dunia pendidikan, maka akan terjalin suatu relasi atau hubungan yang membawa Kebihan bagi dunia pendidikan itu sendiri.
Ada beberapa Kelebihan yang dapat dijabarkan, diantaranya adalah :
1.    Dengan adanya sistem informasi, teknologi komputerisasi dapat dikenalkan sejak dini atau di tingkat pendidikan dasar.
2.    Dengan adanya sistem informasi, pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004 dapat terbantu, terutama dalam bidang pendidikan komputer atau Teknologi Informasi dan Komunikasi.
3.    Orang-orang yang ada di daerah bisa merasakan kemajuan teknologi komputerisasi, terutama di bidang pendidikannya.
4.    Adanya sistem pemberlakuan absensi secara elektronik.
5.    Terdapatnya perpustakaan elektronik (e-library) yang membantu para pelajar ketika mencari bahan pembelajaran.
6.    Adanya sistem pembelajaran elektronik (e-learning) bagi pelajar tingkat lanjut.
kekurangannya yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
1.    Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudahterjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
2.    Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.
3.    Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sosial: Nilai-nilai sosial, Pola-pola perilaku, Organisasi, Lembaga kemasyarakatan, Lapisan dalam masyarakat, Kekuasaan dan wewenang. Faktor Penyebab Perubahan Sosial: Laju penduduk , Penemuan-penemuan baru, Pertentangan, Pemberontakan / revolusi.
Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya. Pendidikan memiliki peran strategis dan vital bagi kelangsungan suatu bangsa. Oleh perubahan yang gencar terjadi, pendidikan bisa menjadi korban. Pendidikan yang kehilangan pijakan akan terbang mengikuti arah angin perubahan yang sedang terjadi. Maka perubahan sosial yang terjadi baik itu mengangkut nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, maupun berkaitan dengan kekuasaan dan wewenang (politik), harus dihadapi dengan perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan justru harus mampu menjadi agen perubahan, bukan menjadi korban perubahan.
DAFTAR PUSTAKA